Selasa, 16 September 2014

PUISI ROMANTIS

HUJAN TANPA TERPAL
Hujan menyanyikan sebuah syair
Melihat semua yang ia kenali..
Menunggu hujan selesai menjatuhkan butiran berliannya
Aku menyaksikan seuntai senyuman yang membuatku ikut bahagia

Dari lamunan polos itu aku tersadar
di tempat ini ia melihatku
dari sini nampak jelas ia mengawasiku
Melihat setiap langkah kemanapun aku pergi

Dan dari sini pula aku tersadar
hujan belum berhenti
Mereka masih tertawa ditengah hujan tanpa terpal

Menyaksikan mereka yang tak henti tertawa
Aku kembali sadar bahwa aku sendirian
Menunggu seseorang yang telah melantunkan janji padaku
Menunggunya datang dan pergi bersama

Hujan memang indah
Aku menyadari banyak hal dari semuanya
Saat hujan menyapa di depan mata

Aku tersadar bahwa hujan belum berhenti



SANG PEMILIK TULANG RUSUK
Kau hadir dalam pancaran cahaya kesunyian ku...
Kau beri aku cahaya cintamu...
Kau taburkan benih kasih dan sayang dalam hari-hari ku...

Duhai calon imamku...
Bimbing lah aku tuk selalu ada dalam jalan-Nya...
Mungkin kau lah pemilik tulang rusuk ini...
Mungkin nama mu lah yang ada dalam kitab Lauhul Mahfudz ku...

Wahai pemilik tulang rusuk ini...
Aku hanya lah tulang rusuk mu yg membutuhkan tuntunan dan bimbingan tuk menuju ke jalan yang di ridloi-Nya...
Maka bimbinglah aku dengan cinta kasih mu...

Kau memang tak pernah ada dalam doa-doa ku selama ini...
Tetapi Sang Khalik lah yang Maha Tau...
Dia kirimkan kau dalam gelap hati ku...

Aku terima engkau sebagai pemilik tulang rusuk ini, wahai sang pemilik tulang rusuk ... 



JATUH DI DUA HATI

Ku tersesat di dalam 2 buah hati
Ku jatuh ke tempat yang tak pasti
Ku jatuh di dua hati yang berbeda

Ku ingin miliki yang timur
Tapi sekali waktu kuingin ke barat

Bentang khatulistiwa tak mampu kulalui
Krna ku tak dapat berjalan lurus dalam milih cinta

Kini hidupku bagai teroris
Yang tak ingin ketahuan polisi
Agar semua kasus cintaku tak terbongkar

Ku tak bisa berpaling hati
Jauh dari dasar lubuk akan tersiksa batinku

Ku ingin hanya memeluk satu bintang
Agar ku tahu cahayamu sebesar apa
Tetapi mengapa ketika bintang yg ku peluk tak bersinar
Ku ingin memeluk bintang yang lain?
sungguh ku tersiksa jatuh di dua hati yang berbeda



APA INI YANG DISEBUT JATUH CINTA ??
Ketika ku mendengar suaramu
bergemah di ruang dalam jiwa
mengalir sampai ke ujung jemari
memicu isi dada ini untuk bertanya
adakah sesuatu yang kau rubah ?

Sebab kesepian yang biasa datang
kesepian yang tak pernah malas menikam
seketika itu sirna
seketika itu musnah

Langit langit kamar jadi penuh gambar
mata enggan terpejam
setiap kedipnya selalu menjemput bayang bayang

Aku begitu tak mengerti
aku tak paham semua ini
sesekali pernah aku tertawa
terfikir aku jatuh cinta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar